|

Leuwi Batok dan Asal-usul Cianjur


Sejarah Cianjur

Daerah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar) yang sekarang ini berpenduduk sekitar 2 juta jiwa, pada tanggal 12 Juli 2010 kemarin berulang tahun yang ke 333. Dibalik berdirinya daerah ini banyak sejarah dan kisah, bagaimana awal mulanya daerah Pemerintahan Kabupaten Cianjur berdiri.


Salah satu tapak sejarah berdirinya Cianjur tidak dapat terpisahkan dari nama sebuah kampung yang bernama Leuwi Batok. Leuwi Batok sendiri adalah nama sebuah lubuk yang berada pada aliran sungai Cikundul. Desa Majalaya (sekarang Desa Cijagang. setelah adanya pemekaran), Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar). Lubuk itu, namanya Leuwi Batok. karena bentuknya cekung seperti tempurung (batok).
Karena terdapat sebuah leuwi yang namanya Leuwi Batok. maka tempat pemukiman penduduk yang berada di dekat Leuwi Batok. bantaran sungai Cikundul itu. dikenal dengan nama kampung Leuwi Batok. Sekarang ini, keberadaan Leuwi Batok sudah tidak cekung seperti tempurung lagi, karena leuwi tersebut sudah mulai dangkal tertimbun bebatuan dan pasir yang dibawa arus air sungai Cikundul.
Begjtu juga keberadaan Kampung Leuwi Batok yang banyak dihuni penduduk, agaknya tidak ada yang istimewa, biasa-biasa saja seperti keberadaan kampung-kampung pada umumnya. Kampung Leuwi Batok yang disebut juga Kampung Cijagang, secara kasat mata nyaris tidak ada keistimewaannya. Di sana yang ada hanya sebuah tempat pemandian yang airnya bersumber dari mata air yang memancar dari tebing bantaran sungai Cikundul.
Nama Leuwi Batok atau Kampung Leuwi Batok. bagi sebagian orang yang tidak pernah membaca sejarah Cianjur, tidak akan pernah tahu bahwa Kampung Leuwi Batok, merupakan cikal bakal berdirinya Nagri Cikundul atau Nagri Cianjur. Dan di tempat itulah pertamakali didirikannya Kantor Kedaleman/Pemerintahan Cianjur.

Air Keramat Cijagang (Cikahuripan) patilasan tempa siram dalem cikundul
Sejarah mencatat, kantor dalem (bupati) pertama Cianjur, didirikan dengan Dalem-nya Raden Aria Wiratanudatar. Di tempat inilah, kantor Dalem Cianjur pertama berada dan pancuran air atau jamban ini merupakan jamban yang digunakan bupati yang kemudian dikenal dengan nama "Air Cikahuripan". Sekarang oleh warga masyarakat dikenal sebagai air keramat Cikahuripan.
Awal mulanya berdiri Nagri Cikundul atau Nagri Cianjur, Syahdan rombongan Raden Aria Wiratanu dari Sagalahe-rang beserta 30 umpi (kepala keluarga) yang menyertainya pergi menuju tatar pakulonan untuk mendirikan sebuah nagri dan menyebarluaskan agama Islam. Setelah berlama-lama melewati beberapa tempat dengan menyusuri pegunungan perbukitan dan sungai Cikundul, akhirnya mereka tiba di sebuah tempat dekat Leuwi Batok sungai Cikundul. Di situ eyang Cikundul. Berniat mengadakan sholat berjama’ah namun dikarenakan tidak ada air bersih kemudian beliau menotokan jari telunjuknya di gawir pinggir jembatan leuwi batok, dengan izin allah kemudian airnnya memancar, dan di pakai buat wudhu dan minum, dan disitu sering dipake siraman eyang cikundul. Dan Sampai sekarang oleh masyarakat tempat nya dinamai air keramat Cikundul(cikahuripan/ atau jg  sekarang di sebut air keramat Cijagang) karena asal muasal air tsb dari sundulan telunjuk raden jayasana. Dan Asal muasal cijagang yaitu konon ketika sungai cikundul banjir (ca’ah dengdeng) beliau menyebrangkan (ref sunda=meuntaskeun/peuntas) para umpi rahayat cikundul dengan merenggangkan (ref sunda=ngajegangkeun) kedua kakinya melewati sungai yang lebar -/+ 150m dan mendirikan pendopo di pertiga’an tanjakan joglo balong arah ke legok jengkol(majalaya kidul). Dan patilasannya sekarang masih ada sedikit bekas bangunannya namun hampir punah.
semakin lama kampung itu semakin berkembang dan menjadi padat penduduknya, yang kemudian diberi nama Kampung Cikundul. Kemudian berkembang menjadi Pusat Pe-merintahan sebuah Nagri Kedaleman yang mandiri sebagi satu-satunya Nagri di kawasan tatar Sunda yang saat itu dan tidak pernah berada di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram, Kesultanan Banten, Kesultanan Cirebon. Kesultanan Sumedang atau Nagri Batawi yang diperintah oleh Kompenl Belanda.
Kemudian Pada tahun 1691 Dalem Cukundul istirahat dari pemerintahan dan tampuk pemerintahan di serahkan kepada putra sulung beliau yaitu Dalem Anom (Aria Natamanggala)/ R.A. Wira Tanu II (1691-1707)  Kemudian beliau (Dalem Cikundul 1) ber riadoh di puncak pasir gajah cikundul sampai wapat dan dimakamkan disana. Yang sekarang banyak di kunjungi para pejiarah
Tetapi sekarang sayangnya, Leuwi Batok sebagai cikal bakal berdirinya Cianjur, nyaris terlupakan. Karena di sekitar tempat itu. tidak ada tanda-tanda, bahwa tempat itu memiliki sejarah. Akibat tidak ada tanda-tanda akibatnya banyak orang yang tidak tahu kalau tempat itu memiliki sejarah tentang ada dari ketiadaannya Cianjur.
Untuk dapat dengan mudah mengetahui atau mengenang-nya. Sehingga kalangan generasi muda mengenal atau tahu sejarah daerah asalnya, alangkah indahnya jika di Kampung Leuwi Batok didirikan sebuah tugu atau prasasti.Kemudian pada tugu atau prasasti itu. dibuatkan relief yang menceritakan atau menggambarkan bagaimana awalnya perjalanan, sehingga berdirinya Nagri Cianjur di Kampung Leuwi Batok sebagai cikal kedaleman/pemerintahan, yang sekarang menjadi Cianjur yang usianya pada tanggal 12 Juli 2010 kemarin ULTAH yang ke - 333 tahun,
Dalem Cukundul istirahat dari pemerintahan pada tahun 1691 dan beliau ber riadoh di puncak pasir gajah cikundul sampai wapat dan dimakamkan disana. Yang sekarang banyak di kunjung para pejiarah.

Tempat Siram Dalem Cikundul
Jembatan Leuwi Batok lokasi air keramat patilasan Cikundul

Posted by Unknown on 23.24. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

Recently Commented

Recently Added