|

Dialog : Prabowo Subianto

Jakarta,Gema Politik. Kalau kita mau membandingkan siapakah pemimpin yang paling pantas memimpin Indonesia pada 2014 mendatang, maka jawabannya tak lain adalah Prabowo Soebianto. Prabowo Subianto Djojohadikusumo  dilahirkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 1951 ini merupakan perwira cekatan dengan karir yang naik secepat kilat. Beliau lulus dari akademi militer tahun 1974.
Namanya tidak bisa dilepaskan dari Korps Baret Merah, Kopassus. Satuan paling elit milik TNI AD. Mengapa Ia orang yang paling tepat menahkodai Indonesia, lantaran beliau memiliki karakteristik pemimpin yang brilian dan saat ini didambakan rakyat Indonesia.
Sepak terjangnya pun tak bisa diragukan lagi, Prabowo merupakan sosok yang visioner, berani, peduli terhadap rakyat kecil, serta berjiwa besar. Lahirnya Gerindra merupakan acuan bagi kesejahtraan rakyat. Lihat saja betapa ngototnya beliau mempertahankan pasar tardisional. Saat ini terjadi perubahan dimana orang-orang perlahan telah meninggalkan ekonomi kerakyatan yang sebenarnya system ekonomi kita yang sesungguhnya. Seharusnya bangsa ini harus mempertahankan pasar tradisional. Akuisisi dari perusahaan asing kian menggurita, dan hal ini akan berdampak luas terhadap perkembangan pasar tradisional itu sendiri. Nah ini tentunya telah dipikirkan secara matang olehnya.
Kepeduliannya terhadap para petani patut diberikan apresiasi yang besar. Perjuangannya seakan tiada henti. Apalagi organisasi yang didirikannya yakni Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) memiliki andil khusunya bagi petani. Dalam Musyawarah Nasional (Munas) VI Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Kongres V Petani 5 Desember 2004 di Jakarta, dia terpilih menjadi Ketua Umum HKTI periode 2004-2009 menggantikan Siswono Yudo Husodo dengan memperoleh 309 suara, mengalahkan Sekjen HKTI Agusdin Pulungan, yang hanya meraih 15 suara dan satu abstein dari total 325 suara.  Seyogyanya harkat petani perlu diperhatikan. Seperti kita ketahui bersama sejauh ini Indonesia seperti kekurangan pemimpin yang tegas. Harusnya yang memimpin bangsa yang terdiri dari ribuan etnis dan bahasa tersebut harus orang yang berani.
Kita kembali di era orde lama dimana sosokyang disegani oleh bangsa-bangsa luar dan ditakuti adalah Presiden Soekarno, Dimana Soekarno menunjukan pada dunia lewat pidato-pidatonya yang mencengangkan kala itu. Contohnya pidato yang tak akan pernah dilupakan yaitu “Ganyang Malaysia”
Suaranya yang mengelegar menghipnotis segenap orang yang mendengar teriakannya. Sampai-sampai Malaysia agak ketakutan terhadap pemerintahan Indonesia. Akan tetapi pemerintahan Indonesia selama ini yang saya amati agaknya terlalun lemah menyikapi persoalan bangsa. Terkadang pemimpin kita hanya bersikap apriori, skeptis selain itu, acapkali hanyalah sebuah spirit ketakutan menghinggapi para petinggi dinegeri ini. Sekilas pemerintahan Presiden SBY, beliau sangat lemah dalam soal urusan menjaga NKRI. Buktinya selama kepemimpinan beliau sudah ada beberapa wilayah Indonesia yang lepas misalnya, Pulau Ambalat yang berada di perairan Kalimantan yang dicaplok negeri Jiran Malaysia. Sampai-sampai tari pendet, batik, “lagu rasa sayang eh’ diklaim sebagai milik mereka. Inikan sungguh naif.
Betapa tidak Indonesia sepertinya tak bisa berbuat apa-apa dengan gertakan sambal Malaysia. Coba SBY berani melancarkan serangan dengan bersuara lantang tanpa basa-basi. Setiap kali press conference kata-kata yang disampaikan presiden hanyalah “akan memikirkan” akan dikaji, dirundingkan dibahas,” terlebih dahulu. Menurut saya bisa saja SBY mengancam misalnya, menghentikan pengiriman TKI ke Malaysia, Menghentikan import produk apa saja Malaysia ke Indonesia lantaran negeri tersebut sangat bergantung pada Indonesia. Mau perang pun mereka tak akan mampu mengalahkan Indonesia.
Salah satu lagu armada yang saya coba kutip “Mau dibawah kemana hubungan kita,” bisa saya ganti dengan mau dibawah kemana negara kita. Dalam urusan keberanian maka Prabowo merupakan pemimpin yang paling tepat good choice yang mengendalikan bangsa ini.
Sejatinya ia merupakan perpaduan militer dan ekonom, dua sisi ini sangat ideal jika dipadukan. Dalam soal Kapabilitas, intensitas, kredibilitasnya, maka sudah tak dapat diragukan lagi. Ayah dari Prabowo sudah tidak asing  yakni mendiang Prof Soemitro Djojohadikusumoh merupakan seorang yang berlatar belakang ekonom. Paling tidak darahnya mengalir ke Prabowo.
Selain itu Prabowo juga adalah seorang militer. Posisinya dilapangan jadi tahu persis mengenai seluk-beluk persoalan dilapangan. Nah, negeri ini butuh pemimpin yang mengerti eadaan dilapangan. Berbeda dengan SBY yang notabene merupakan oarng administratif. Jika Prabowo dapat disejajarkan dengan mantan Panglima ABRI Jendral M Jusuf, Jendral LB Moerdani dan Try Soetrisno. Ketiga tokoh ini karater mereka dalam soal kepemimpinan sama seperti Prabowo.
Dari beberapa survey yang dilakukan oleh beberapa lembaga survey ditanah air, maka nama Prabowo selalu bertengger diposisi puncak. Ini merupakan awal manis bagi dirinya untuk melenggang ke Pilpres 2014. Paling tidak sebuah sign tanda yang positif sudah ada.
Dalam jajak pendapat Presiden SBY melorot tajam dibandingkan pada survey pada tahun 2004 lalu. Dalam hal ini partai Demokrat lupa lambat soal pengakaderan. Memang ada nama-nama besar yang mereka miliki antara lain; Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, Marzuki Alie akan tetapi tingkat elektabilitas masyarakat kita terhadap mereka sangat kecil. Seharusnya jauh-jauh hari partai Demokrat telah melakukan regenerasi  yang bakal menggantikan SBY, putra SBY pun Eddi Baskoro belum bisa untuk memimpin sama seperti ayahnya. Selain usianya masih terlalu muda, sepak terjangnya pun masih diragukan.
Ada beberapa rivalitas atau nama yang sudah mulai dikait-kaitakan pada Pilpres mendatang, antara lain Sri Mulyani yang diusung partai SRI, Aburizal Bakrie (Golkar), Mahmud MD, (independen) Surya Paloh (Nasdem) akan tetapi peluang mereka sangat kecil. Sebut saja Aburizal Bakrie kemungkinan besar bakal tersandung dan terganjal soal lumpur Lapindo (Sidoarjo), Sri Mulyani (Century Gate) lalu Surya Paloh yang secara otomatis bakal sulit menandingi popularitas Prabowo menggingat partai yang dipimpinya belum lama dibentuk, jadi sulit untuk dapat bersaing.
Sementara yang bakal dirugikan adalah Partai Golkar, sebab besar kemungkinan suara partai tersebut sebagian akan hengkang ke Nasdem, menggingat Surya Paloh merupakan salah satu kader terbaik Golkar selain Akbar Tanjung, Agung Laksono dan Yusuf Kalla. Jadi bisa saja akan terjadi defisit suara bagi Golkar. Sedangkan Partai Gerindra yang pada Pilpres lalu bersanding dengan Megawati (PDIP) kemungkinan besar bakal didongkrak suaranya oleh partainya Mega tersebut namun apabila terjadi kongsi diantara keduanya. Lantaran kedua ideologi dua partai tersebut hampir mirip yaitu memperjuangkan “wong cilik” seperti yang selalu diutarakan Megawati.
Parlemetary Thresholdyang sudah ditetapkan oleh pemerintah dimana ambang batas yang dipatok yaitu 2,5 persen, maka hal ini tak akan mempengaruhi bagi Partai Gerindra lantaran pada pemilu 2009 lalu mereka meraup 4,5 persen suara yang diraup partai berlambang Kepala Garuda ini.Oleh karena jumlah suara mereka yang digapainya melebihi ambang batas yang ditentukan. Kekalahan Prabowo pada 2009 lalu akan berubah menjadi kemenangan pada perhelatan Pilpres 2014.
Evidensia darinya sudah diketahui publik, tingkat resistensi terhadap pemerintah saat ini grafiknya tersu naik. Keterpurukan pemerintahan saat ini sangat jelas khususnya dalam perihal pluralisme dan penegakan hukum yang memble dan sudah barang tentu akan menjadi keuntungan bagi Parbowo. Tinggal strategi yang akan diterapkan olehnya untuk tetap berada disinggasana. Jika lengah maka kampriotnya siap menerkam dan bisa menyalib barangkali hal tesebut harus di antisipasi sebelumnya.
Keyakinan besar bangsa ini akan lahir seorang Presiden yang berani mempertahankan wilayah NKRI dan memperjuangkan nasib para petani dan rakyat kecil. Dan semua jawaban tersebut ada pada prabowo. Rakyat akan menentukan pilihannya kendati masih tersisa 2 tahun lagi, namun masyrakat kita sudah mulai menduga-duga mengenai masa depan Indonesia dan semuanya ada ditangan Prabowo Subianto.

Penulis : DR Jerry Massie SE MA MTh D.Min
Dosen/Pengamat Politik

Posted by Unknown on 22.08. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

Recently Commented

Recently Added