Jakarta,Gema Politik – Selama ini warga Betawi hanya dijadikan komoditas. Digadang-gadang menjelang pemilihan gubernur, dan realitanya, mereka masih miskin dan termiskinkan. Demikian dikemukakan Andrinof Chaniago, pengamat politik dari UI ketika dihubungi wartawan (4/7/2012). “Rakyat jangan hanya diperdaya terus-menerus dengan sentimen-sentimen etnis dan agama. Sementara urusan kesejahteraan rakyat diabaikan. “ terangnya.

Hasil risetnya menunjukkan bahwa 84 persen masyarakat Betawi di Jakarta hidup dalam kemiskinan. Janji-janji untuk mensejahterakan warga Jakarta sampai saat ini belum terealisasi, bahkan cenderung terpinggirkan. Masih hidup dalam keadaan susah. “Hasil survei saya, 54% masyarakat Betawi miskin dan 30% hidup pas-pasan. Artinya, 84% warga Betawi tetap hidup susah.”

Data-data tersebut, menurut Chaniago, memperkuat tesis mahasiswanya yang mengadakan riset di Depok, sebagai daerah satelit Jakarta. “Data ini memperkuat hasil penelitian skripsi mahasiswa saya, dimana 90% lebih penerima BLT thn 2008 di Depok adalah warga Betawi. Ini bukti, masyarakat Betawi tetap terpinggirkan dan hanya menjadi korban elite yg hanya kejar kekuasaan dengan jualan sentimen etnis dan agama,” paparnya.

Chaniago mengkritik kebijakan Pemerintah DKI Jakarta yang kurang mempunyai kerja kongkret untuk mensejahterakan rakyat. “Kalau perhatian pemimpin benar-benar pada peningkatan kesejahteraan rakyat, harusnya peningkatan kesejahteraan warga Betawi jadi prioritas. Caranya tidak cukup dengan sumbangan sosial. Tapi pemberdayaan ekonomi. “ tambahnya.

Andrinof mengingatkan bahwa janji bukan hanya janji, tapi harus ditepati. Dia mengingatkan janji Gubernur Jakarta 5 tahun lalu, belum teralisasi. “Hari gini koq masih percaya ama janji Foke,” pungkasnya

Posted by Unknown on 21.48. Filed under ibu kota, tokoh politik . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response